Selasa, 23 Juli 2024

PEMERINTAHAN DARURAT KABUPATEN BOGOR - RI

 PEMERINTAHAN DARURAT KABUPATEN BOGOR - RI


PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRATIF

 Jembatan kembar di Sungai Kebun Badak
 Tanah Sereal, Buitenzorg

Pembagian wilayah administratif Buitenzorg pada masa kolonial Belanda telah beberapa kali mengalami perubahan. Sebelum tahun 1866, afdeling Buitenzorg terdiri atas satu Kabupaten (Regentschap) dan empat Kedemangan (Demangschap), yaitu Kabupaten Buitenzorg, Kademangan Parung, Cibarusa, Cibinong, dan Jasinga. 

Kabupaten Buintenzorg yang luas wilayahnya 195 pal, terdiri atas delapan distrik 235 desa atau kampung. Kedelapan distrik itu adalah Balubur, Dermaga, Kamoung Baru, Cisarua, Pondok Cabe, Cijeruk, Ciawi, dan Ciomas. Kademangan Cibarusa (luasnya 700 pal), terdiri atas enam distrik, yaitu Cileungsi, Cibarusa, Cipamingkis, Cimapak, Klapanunggal, dan Nambo.

Kademangan Parung (luasnya 420 pal), terdiri atas 26 distrik, yaitu Ciputat, Sawangan, Kedung Badak, Pondok Cabe, Pamulang, Depok, Mampang, Kuripan, Cilebut, Pondok Terong, Ratujaya, Cipayung, Cineri, Ciampea, Cinungbulan, Sadeng, Pondok Cina, Jampang Hilir, Gobang, Pondokcabe Udik, Bojong Gede, Rumpin, Janlappa Parung, Tomongan, Cikolem, dan Tarogong.

Kademangan Jasinga (luasnya 385 pal), terdiri atas delapan distrik, yaitu Jasinga, Bolang, Krekel, Curug Bitung, Cikopo, Sading Jambu, Cikadu, dan Janlapa.

Kademangan Cibinong (185 pal) terdiri atas 12 distrik, yaitu Nanggewer, Citeureup, Sukaraja, Cimanggis, Ciluar, Cilodong, Cibinongost, Cikempoan, Kaum Pondok dan Tanah Baru.

Pada tahun 1866 terjadi reformasi dalam pembagian wilayah administrasi yaitu berubahnya status empat Kademangan menjadi distrik (dengan penambahan dua distrik), sehingga afdeling Buintenzorg terdiri atas satu Kabupaten yang membawahi enam distrik. Keenam distrik itu ialah distrik Buintenzorg, Parung, Jasinga, Cibinong, Cibarusa, dan Leuwiliang.

Pada tahun 1921, jumlah distrik ditambah lagi satu pemekaran distrik Buitenzorg yang dianggap terlalu luas yaitu Ciawi. Masing - masing distrik membawahi beberapa onderdistrik. 
Dengan berakhirnya Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 8 Maret 1942, Indonesia memiliki periode baru, pemerintah penduduk militer Jepang. Setelah tentara Jepang mulai berkuasa di Jawa dikeluarkan Undang - undang No. 1 tahun 1942.

Undang - undang ini menjadi pokok dari peraturan - peraturan tatanegara. Dalam salah satu pasal dari Undang-undang disebutkan bahwa "semua badan pemerintah, kekuasaan hukum, dan undang-undang dari pemerintah yang dahulu tetap diakui sah untuk sementara waktu asal saja tidak bertentangan dengan aturan military"

Dalam hal ini pemerintah, yang cukup menonjol pada masa pemerintah pendudukan Jepang adalah  dilakukannya penggantian nama kota sebelumnya menggunakan nama Belanda, dikembalikan ke nama aslinya. Nama kota yang diganti antara lain adalah Batavia, Buitenzorg dan Fort de Kock menjadi Jakarta, Bogor dan Bukit Tinggi. Kemudian diganti dengan istilah Jepang.

Pada periode awal setelah kemerdekaan, pembagian wilayah administrasi tidak mengalami banyak perubahan. Dalam UU No. 1/1945, misalnya yang menyangkut status administrasi Bogor, ditetapkan bahwa Bogor merupakan salah satu diantara lima daerah otonom di Provinsi Jawa Barat, juga sebagai karesidenan dan Kabupaten. 
Demikian juga dalam UU No. 22/1948 dan UU No. 11/1950 tentang Pemerintah Daerah.

PERJUANGAN DI DAERAH PEDALAMAN 

Kapal perang AL Amerika, USS Renville, yang digunakan
 sebagai tempat perundingan Indonesia-Belanda 
yang menghasilkan "Perjanjian Renville"

Persetujuan Renville menimbulkan perbedaan pendapat di antara pejabat - pejabat Balai Kota, Kabupaten, dan Keresidenan RI Bogor yang masih tinggal di dalam kota mengenai cara - cara melanjutkan perjuangan.  Sedangkan para pejabat Kabupaten RI Bogor berpendapat, bahwa perjuangan harus dilanjutkan di daerah pendalaman. Dalam perkembangan selanjutnya, maka pemerintah RI Kabupaten Bogor dengan daerahnya digabungkan dengan Keresidenan Banten.

Tentang berdirinya pemerintah darurat di Jasinga ini mendapat persetujuan pemerintah pusat dan dianggap sebagai imbangan adanya Pemerintah Pasundan yang didirikan Van Mook. Sementara itu jabatan Bupati Bogor mulai tanggal 19 Juni 1948 diganti oleh Patih R. Ipik Gandamana. 

Bupati Bogor Ipik Gandamana ( 1948-1950 )

Selama masa pemerintahan Kabupaten Bogor RI di Jasinga, Bupati Ipik Gandamana telah mengadakan rapat - rapat dengan para Wedana. Antara lain yang diadakan pada tanggal 1 November 1948 di Pendopo Kabupaten Bogor di Jasingan. Bupati Ipik Gandamana telah menerangkan tentang peraturan - peraturan dan maklumat Pemerintah RI.

Hubungan tetap antara Bupati Hardjadiparta (Pasundan) dengan Pemerintahan Republik di Bogor Barat diadakan dengan melalui seorang kusir Kopral Dul Halim. Setelah mendengar siaran Radio tentang agresi militer Belanda Ke II pada tanggal 19 Desember 1948 maka atas petunujuk Komandan Brigade
 
Tirtayasa dan Residen Militer Major Dr. Brie Sudewo dan Wakil Gubernur Mr. Adiwinata, maka staf pemerintah kabupaten Bogor (Republik) dipindahkan ke desa Girilaya (Jasinga) pada tanggal 20 Desember 1948. Pada tanggal 21 Desember Jasinga diduduki oleh tentara Belanda.

Karena Girilaja dianggap kurang baik untuk mengadakan hubungan dengan kewedanaan, kecamatan, dan kelurahan, maka pemerintahan lalu dipindahkan lagi ke Kampung Kumpai di daerah Kecamatan Muncang. Bupati Ipik mengambil keputusan bahwa pusat pemerintahan harus lebih maju ke arah Timur mendekati Kota Bogor.

Pada tanggal 20 Januari rombongan Bupati menuju ke Malasari, suatu tempat yang mereka anggap aman dari serbuan Belanda. Desa Malasari menjadi markas pemerintahan Sipil Kabupaten Bogor RI kurang lebih 5 bulan. Selama itu daerah ini hanya 2 kali didatangi patroli Belanda. Kemudian markas pemerintah tersebut dipindahkan lagi ke Nutug. Pemindahan ini terjadi pada tanggal 17 Juni 1949. Tak lama kemudian Pusat Pemerintahan Kabupaten itu dipindahkan lagi ke Nanggung.

Menjelang dikeluarkannya statemen Roem Van Royen maka pusat pemerintahan telah dipindahkan lagi ke Pasar Selasa. Selama masa pusat pemerintahan darurat di Jasinga Malasari Bupati dengan stafnya selalu didampingi oleh Kapten Sholeh Iskandar, Komandan Batalyon 02.

 Berdasarkan instruksi Komandan Brigade XV/ Siliwangi tanggal 15 Juni 1949 No.E.D./110/49 telah ditetapkan berdirinya Pemerintahan Militer di lingkungan Kabupaten Bogor.staf Kabupaten Bogor pada September 1949 mulai memasuki kota dan menjalankan tugas pemerintahaan dalam fase baru. 

 Mengenai struktur Kabupaten Bogor RI menjelang berlangsungnya perundingan Rum Van Royen berhasil dipecah-[ecah oleh belanmda dalam beberapa bagian:
a. Kewedanaan Jasinga masuk daerah pengawasan TBA.
b. Sebagian dari Kewedanaan Bogor ditambah dengan sebagian dari Kewedanaan Cibinong dimasukkan dalam daerah Federal.

 















Senin, 15 Juli 2024

PENINGGALAN SEJARAH MASA HINDIA BELANDA

PENINGGALAN SEJARAH MASA HINDIA BELANDA 

PENDATANG DARI EROPA

Pada tahun 1945 - 1960 segala sesuatu yang menyangkut Belanda diganyang, perusahaan Belanda dinasionalisasi. Bahasa Belanda dalam waktu tak sampai dua puluh tahun 'hilang' dari bumi Indonesia karena generasi muda Indonesia tidak diajar bahasa Belanda di sekolah seperti generasi sebelum 1945. tempat - tempat dan gedung - gedung peninggalan Belanda antara lain :

1. Hoofdkantoor van het Boswezen Buitenzorg, (Sekarang kantor Ditjen PHPA Kementerian, Kehutanan, Bogor). 
                                       

2. Laboratorium voor Agrogelogie en Ground Onderzoek, Balai Penelitian Tanah, Kementrian Pertanian RI

PENDATANG DARI CINA

Bangunan tua milik keluarga Kapitan Tan berarsitektur India di Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, yang masih berdiri, terawat, dan menunjukkan sisa keberadaan kawasan Tionghoa Bogor. Menurut budayawan Tionghoa Bogor, Mardi Liem, Passer Baroe dibangun pada 1873 se-zaman dengan Hotel Binnenhof (kini Hotel Salak Heritage) dan Hotel Bellevue (pernah menjadi Pasar Ramayana dan kini Bogor Trade Mall).


PENDATANG DARI TIMUR TENGAH

Secara historis, perkembangan kehidupan komunitas etnis Arab di kota Bogor, dimulai sekitar awal abad ke 19. Seiring berjalan waktu, kebijakan kolonial Belanda yang menerapkan sebuah aturan yang di sebut sebagai wijkenstelsel. kebijakan pemukinan berdasarkan etnis. Aturan tersebut menyebabkan masyarakat kota Bogor tinggal menetap menurut etnisnya masing-masing. Secara etimologis kata Empang sendiri merupakan sebuah kosakata dalam bahasa sunda yang berarti kolam ikan, atau kolam besar. 

a. Zaman Kerajaan Pajajaran ( 1482-1569 )
Wilayah Empang diapit oleh sungai Cisadane dan Sungai Cipakancilan. Wilayah ini dahulu dikenal dengan nama pakuan. Kondisi sosial-kultural masyarakatnya didominasi oleh corak kehidupan masyarakat Hindu.

b. Zaman Kerajaan Belanda ( 1754-1945 ) 
Memasuki fase kolonial Belanda, wilayah Empang beralih fungsi menjadi pusat pemerintah kolonial Belanda yang merupakan sebuah karesidean baru, bernama Karasidenan Kampung Baru atau Regentscape Buitenzong. Karesidenan ini menjadi cikal bakal lahirnya Kabupaten Bogor terhitung sejak tahun 1754 - 1872.

c. Zaman Kemerdekaan ( 1945 - sekarang )

Kini, wilayah Empang mengalami banyak perubahan, di antaranya karena faktor perdagangan dan perekonomian. Pada fase ini, geliat ekonomi masyarakat sudah mulai stabil, masyarakat etnis Arab sendiri dominan.

Jumat, 05 Juli 2024

KEARIFAN BUDAYA LOKAL KAMPUNG URUG

KAMPUNG ADAT URUG



Kampung Adat Urug berlokasi di Kampung Urug Desa Kiara Pandak Kecamatan Sukajaya. Jarak tempuh dari Cibinong sekitar 42 km, arahnya menuju Wilayah Barat pada pertigaan Kecamatan Cigudeg. Arah Barat Daya menuju Kecamatan Sukajaya ±15 km dan dari Kecamatan ini ditempuh lagi Jarak ±9 km untuk menuju lokasi tersebut.

* Sejarah Asal Mula Kampung Urug :

Urug bukan terucap nama dengan begitu saja, dibalik kata itu tersembunyi kata “ GURU “ ; menurut pikukuh adat kepercayaan Kampung Urug, sudah berdiri sejak 450 tahun yang lalu, adanya sebuah mandala urug dengan masyarakatnya yang berpegang teguh kepada adat istiadat akan memegang suatu keteladanan kesundaan. Menurut cerita Kampung Urug sejaman dengan masa pemerintahan Prabu Nilakendra ( 1551 – 1569 M ) beliau seorang raja alim dan bijaksana dan banyak mengabdi pada hal – hal kegaiban, konon sisa – sisa pengabdiannya diantaranya patilasan raja masih ada di Kampung Urug, umumnya patilasan disebut Kabuyutan atau mandala yaitu suatu tempat yang jauh dari keramaian yang dijadikan tempat berkhalwat atau memuja sang maha pencipta adalah mungkin hal ihwal mula adanya mandala urug dimulai dari Gedong Ageung.Menurut data yang ada Kampung Adat Urug mempunyai tingkat kunjungan wisata rata – rata 80 – 100 orang setiap bulan dan jika pada hari – hri besar bisa mencapai 600 – 800 orang per hari. Kampung Urug merupakan sisa peradaban masa silam yang sampai saat ini nilai – nilai ketradisiannya masih dipertahankan.

*Kondisi Sosial dan Budaya Kampung Adat Urug

Sebagian besar penduduk menyambung hidupnya dengan profesi sebagai petani padi. Ada beberapa jenis padi yang ditanam oleh petani di Kampung Urug. Yaitu ada jenis padi putih yang terdiri dari 12 varian ada padi Sri kuning, Rajawesi, Menur, Hideung Bulu, Kaung, Peuteuy, Resi, Cere Markoti, Cere Koneng, Hawara Batu, Sri Mukti, Kewal, dan Cere Apeul. Dari 12 varian tersebut memiliki masa tanam yang berbeda- beda. Diantaranya ada yang 6 samapai dengan 7 bulan, 5 sampai dengan 6 bulan dan 4 sampai dengan 5 bulan. Jenis varian padi berikutnya yaitu padi merah dan ketan. Varian padi merah memiliki 4 jenis yaitu Cempa, Pandan, Bubuay, dan Jidah. Kemudian ketan ada  hitam dan putih. Varian ketan hitam ada Gadog, dan Hideung. Kemudian  varian ketan putih yaitu Beledug, Bogor, Jalupang, Cikur, Ruyung, Layanti.

*Karakteristik Masyarakat Kampung Adat Urug

Kampung Adat Urug masih memiliki masyarakat dengan karakteristik menjunjung tinggi nilai tradisi keramah - tamahan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat yang tinggal di kampung Adat Urug satu sama lain merupakan saudara, dalam istilah sunda hubungan ini disebut Tatali Kahuripan. Karakteristik khas masyarakat kampung adat urug yaitu, budaya saling tegur sapa apabila mereka bertemu antara satu sama lain,

* Dinamika Kepemimpinan Kaseupuhan Urug Lebak

Masyarakat Kampung Adat Urug memiliki panggilan khusus untuk pemimpin kampung yaitu abah kolot atau pak tua. Pada saat ini pimpinan kampung Urug Lebak atau abah kolot adalah abah Ukat Raja Aya beliau merupakan kasepuhan  dari garis keturunan Prabu Siliwangi. Abah Ukat Raja Aya lahir di Bogor 27 Mei 1995

* Tradisi Adat Seren Taun (Panen Raya)

Secara etimologi istilah Seren Taun berasal dari Bahasa Sunda Seren yang artinya Serah atau Seserahan (menyerahkan), dan Taun berarti Tahun. Upacara Seren Taun merupakan sarana bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panennya. Upacara Seren Taun di Kampung Adat Urug dilaksanakan setelah panen raya yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram. Upacara Adat Saren Taun atau Panen Raya berlangsung selama tiga hari. 

* Amanat/Pesan Kokolot Kampung Urug Ti Abah Ukat Raja Ayakampung Urug

Mipit kudu amit
Ngala kudu menta
Nyaur kudu di ukur

"Kalimat di atas artinya ingin mengambil sesuatu harus meminta izin kepada pemiliknya, dalam artian jika kita menanam padi hingga panen, maka kita harus minta izin kepada yang kuasa karena Dialah yang memberikan kehidupan, bicara dengan seperlunya dan bicara baik-baik".

Sifat mahluk 
Sifat tangkal cicing 
Sifat sato nyaring 
Sifat jalma eling

"Kalimat di atas bermakna pohon hanya diam, hewan hanya berbunyi (bersuara), manusia adalah mahluk hidup yang di beri akal dari pada yang lainnya dan harus inget kepada yang Maha Kuasa".


* Kedudukan dan Fungsi Leuit Bagi Masyarakat Setempat 


Masyarakat Kampung Adat Urug menyimpan hasil panennya di lumbung padi yang dalam bahasa sundanya yaitu Leuit. Bentuk leuit tersebut berbentuk bangunan panggung dengan ditopang empat buah penyangga atau tiang yang terbuat dari kayu. Tingginya sekitar satu meter dari atas tanah,dindingnya terbuat dari bilik atau anyaman bambu, Atap lumbung terbuat dari daun sago kirai (sejenis daun palem) yang dianyam dengan menggunakan tali dan penjepit dari bahan bambu.

Leuit dibangun berbentuk panggung dengan tujuan agar padi tidak basah atau lembab. Leuit memiliki tiga fungsi yang berbeda. Yaitu, fungsi utama sebagai tempat penyimpanan padi yang sudah kering. Fungsi sosial yaitu sebagai ketahanan pangan masyarakat secara sosial ketika masyarakat mengalami masa sulit atau kekurangan pangan, maka saat itu masyarakat bisa meminjam ke leuit adat dan pada musim panen yang datang masyarakat mengembalikannya atau mengganti ke leuit. Secara ekonomi berfungsi sebagai tabungan.fungsi ritual untuk menjaga adat istiadat dalam konteks kebudayaan setempat. 

* Batik Urug 



Pada motif batik Kampung Urug menggambarkan kearifan budaya Kampung Urug. Dalam motifnya mengandung makna bagaimana masyarakat memegang istiadat yang terpelihara dari masa kerajaan Siliwangi sampai sekarang, semuanya tercermin dari arsitektur lumbung padi. Kini batik urug merupakan seragam wajib bagi pegawai di wilayah kabupaten Bogor, dipakai pada hari kamis minggu pertama setiap bulannya. Penggunaan batik tersebut guna mengenalkan keaneragaman kebudayaan lokal di Kabupaten Bogor. 

* Gedung Agung



Gedung Agung atau masyarakat kampung urug menyebutnya dengan sebutan Gedong Ageung. Merupakan tempat musyawarah dan juga balai pertemuan warga ketika ada permasalahan yang berhubungan dengan adat, masalah sosial dan masalah pangan. 

Gedung Agung terletak di wilayah kampung Urug Lebak Rt 01 Rw 02, Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupatwn Bogor, Jawa Barat. Adapun Luas rumah adat yaitu panjang 30 meter yang memiliki makna jumlah hari dalam satu bulan, lebar 12 meter merupakan jumlah bulan dalam satu tahun, dan tinggi 4 meter. Sedangkan untuk luas kompleks rumah adat yakini panjang 39, 79 meter dan lebar 29, 70 meter.

Strukturisasi bentuk bangunan adat yang berjumlah 7 buah, dilengkapi dengan jendela yang berjumlah 9 buah. Sedangkan ruang-ruangnya terbagi atas beberapa bagian diantaranya; ruang musyawarah, ruang istirahat, dapur/pawon, tepas, dan ruang tamu. Untuk fasilitas kamar/ruang tidur terdiri dari 6 ruang dengan peruntukan yang berbeda-beda. Kamar yang pertama yaitu merupakan tempat tidur kesepuhan, berikutnya ada kamar tempat penyimpanan benda-benda pusaka, kamar tempat tidur istirahat para tamu, kamar untuk penyimpanan pisang, kamar kecil atau yang masyarakat kampung urug biasa sebut goah yaitu untuk menyimpan beras dan kue serta kamar kecil untuk menyimpan daging. 

>Peralatan dapur yang masih tradisional 



> Dalam kompleks rumah adat tersebut selain Gedung Agung, juga terdapat Gedung Alit dan Gedung Paniisan : 
  = Gedung Paniisan 



= Gedung Alit, yaitu tempat makam luhur



* Ritual Adat Sedekah Bumi Kasepuhan Urug Lebak 
  
Sedekah Bumi merupakan lambang bersyukur manusia terhadap tuhan yang telah dianugrahkan melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Di Kampung Adat Urug tradisi sedekah bumi menjadi ritual turun temurun yang dilaksanakan setiap tahunnya.

Sedekah bumi dilaksanakan pada saat tebar atau masa awal tanam. Melalui kegiatan ini para petani memanjatkan doa agar diberi kemudahan dalam menanam padi dan hasil panen yang diperoleh lebih baik dari tahun sebelumnya. Hikmah dibalik kegiatan ini adalah meningkatnya kebersamaan dan tali persaudaraan antara masyarakat

*Peringatan Hari Besar Islam Dengan Budaya Lokal




Masyarakat Kampung Adat Urug memiliki sebuah tradisi pongokan yaitu kegiatan perayaan hari - hari besar islam diantaranya peringatan acara Ruwahan dan Maulid Nabi Muhammad SAW, Peringatan tersebut kental dengan budaya lokal Kampung Adat Urug. Hal paling utama dalam acara Maulid di Kampung Adat Urug yaitu tradisi pencucian barang pusaka( keris) yang dilaksanakan satu tahun sekali. 

Setelah dilakukan pencucian terhadap benda-benda pusaka tersebut diadakan proses ritual adat bersama juru bahasa Kasepuhan Urug Leubak. Setelah selesai ritual benda pusaka ditempatkan kembali ketempat semula. 

* Kedudukan Gunung Manapa 



Kampung Adat Urug menyediakan sebuah gunung yaitu, Gunung Manapa. Gunung Manapa digadang-gadang sebagai cadangan untuk kebutuhan rehabilitasi rumah adat dan perluasan Kampung Adat Urug pada masa yang akan datang.

* Kegiatan Ziarah Tahunan kesepuhan Urug 

Kampung Urug merupakan salah satu Kampung Adat peninggalan kerajaan Siliwangi, masyarakat Kampung Urug mayoritas beragama Islam. Namun masyarakat Kampung Urug masih menjaga amanah leluhurnya dan menjalankan ritual sesuai ajaran nenek moyangnya. 

Masyarakat Kampung Adat Urug selalu melaksanakan kegiatan Ziarah Tahunan kemakam-makam keramat nenek moyang mereka. Diantaranya yaitu, makam keramat cipatat kolot, dan makam keramat muara ciapus. Tujuannya yaitu disisi lain selain sebagai ritual adat dalam penghormatan kepada leluhur mereka. Namun juga sebagai pengingat dan nasihat bagi kita yang masih hidup bahwa kelak kitapun akan mendapatkan giliran untuk berpulang kepada sang pencipta. 

 * Menjaga Eksistensi Cagar Budaya

Mencegah perusakan cagar budaya khususnya perlindungan Kampung adat Urug maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Ketentuan Pidana Pasal 105 yaitu setiap orang yang sengaja : merusak cagar budaya sebagaimana dimaksud dalan pasal 66 Ayat (1) Setiap orang dilarang merusak cagar budaya, baik seluruhnya maupun sebagian-sebagiannya, dari kesatuan, kelompok, dan atau dari letak asal. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan yang paling lama 15 (lima belas) tahun dan/ atau denda paling sedikit Rp. 500.000.000,00 (lima ratua juta rupiah) dan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Ketentuan pidana Pasal 106 yaitu, setiap orang yang mencuri cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 Ayat 2 (Dua) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (Enam) bulan dan paling lama 10 (Sepuluh) tahun dan/ atau denda paling sedikit Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 

* Kampung Adat Urug Sebagai Ruang Belajar 

Belajar tidak hanya dilakukan oleh pelajar saja. Namun belajar itu haruslah terjadi sepanjang masa baik dari anak kecil hingga orang tua sekalipun. Keberadaan Kampung Adat Urug selain sebagai tempat wisata budaya merupakan tempat yang tepat untuk kita belajar yaitu tepatnya mempelajari kearifan budaya lokal. Kebudayaan baik dalam kategori kesenian, adat istiadat, keramah tamahan serta tentang bagaimana kita belajar memperlakukan alam dengan baik. Dikampung Adat Urug ada sebuah kesenian yang dapat kita pelajari juga yaitu kliningan (Sekar Gening Salendro).


Rabu, 03 Juli 2024

SEJARAH PERIODE BUPATI BOGOR



 SEJARAH PERIODE BUPATI BOGOR 


Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor

BUPATI BOGOR DALAM PERIODE 1945-1946

Setelah proklamasi kemerdekaan rekublik indonesia, pada tanggal 01 oktober 1945 R.Alkasah Hardjadiparta,Iyok Mohamad Siradz ( saat itu kenco cianjur) dan para tokoh oerjuangan suka bumi mendesak kepada Syucokon bogor agar menyerahkan kekuasaannya kepada pihak indonesia. Setelah karesidean bogor jatuh kepemerintahan indonesia, R.A. Hardjadiparta selanjutnya diangkat menjadi bupati bogor sampai tahun 1946.

KEKOSONGAN PEMIMPINAN PADA TAHUN 1947-1948

Daerah bogor mengalami revolusi sosial setelah pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah dan pusat pemerintahan pada tahun itu, keadaan karasidenan bogor sungguh sangat labil. Residen Iyok Mohamad Siradz, bekas kepala polisi, hanya dua atau tiga minggu memimpin pemerintahan dantidak mampu lagi,sehingga dii gantikan oleh wakil resind barnas. Kekacauan makin lama makin meningkat di seluruh daerah.

Pembunuhan yang terjadi di jampangnkulon terhadap seorang pembantu inspetur, menunjukan adaynya gerakan untuk membasmi kaum pamong praja dan polisi dari masa lalu, yang oleh beberapa pihak di sebut"feodal". Pembu uhan terhadap inspekturpolisi cicurug, ibrahim sastra negara , terjadi pula.dari sini dikirim poilisi dan BKR, antara lain inspektur kokasih,mayor abdulrakhman,dan ( kemudian letnan kolonel) kosasih, yang membersihkan dan melucuti pemuda- pemida yang bertindak diluar hukum itu. ¹ pembunuhan dan perampokan di bogor kian hari kian meningkat.

Begitu pula dilaporkan oleh polisi tentang adanya gerombolan di landhuis dramaga, yang berpusat pada yang bernama daeyang permadani, seorang dukun dengan tukang pukulnya pak unte dengan pasukan-pasukannya. 

Tan malaka sendiri dengan nama husin saat itu berada di bogor yang mendapat kunjungan dari pemimpin-pemimpin jakarta. Anatara lain mentri iwa kusumasumantri, beberapa kali datang padanya dijalan , mantarena. Mentri ini sering berhubungan dengan pemuda-pemuda revosionel di bogor.




Dulu
     

Sekarang

BUPATI PERIODE PERTAMA 
IPIK GANDAMANA (1945-1950)

Ipik Gandamana diangkat menjadi patih di bogor tahun 1946. Saat itu wilayah bogor dalam kondisi yang mencekam dan menegangkan, karena tentara belanda telah menyerang di bogor termasuk mata- matanya dan menyebarkan politik abidomba (de vide impera).

Beberapa kali dibujuk untuk bergabung dengan belanda, dengan berbagai cara termasuk iming- iming jabatan patih bogor di lingkungan pemerintahan belanda / recomba. Beliau menolak dan tetap bertekad membela pemerintah republik indonesia.

Saat dalam pengasingan, beliau menerima tugas dari pemerintah RI untuk menyusun pemerintahan kabupaten bogor darurat yang berpusat di jasinga. Kemudian beliau ditetapkan menjadi bupati bogor (1948). Setelah itu diangkat lagi oleh wakil gunernur jawa barat untuk merangkap menjadi bupati lebak. Panjang perjalanan dalam mengemban amanah.

Hal yang sangat menarik dari sosok Bupati Pertama ini, beliau menyukai tutut (semacam keong yang hidup disawah) atau lebih dikenal dengan " Daging Pangenyot " yang merupakan pelengkap lauk lauk di lokasi pengasingannya.

Pamrihnya hanya satu berjuang dan mengabdi bagi kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta selalu mengharapkan ridho Allah SWT.


Sumber : KAPD Kab.Bogor

BUPATI PERIODE KEDUA 
R.E. ABDOELLAH ( 1950-1959)

Dalam periode pemerintahan kabupaten bogor darurat,R.E. Abdoellah diangkat sebagai wedana. Tugas pokoknya adalah pengerahan tenaga rakyat untuk perjuangan, pengarahan bahan makanan untuk keperluan perjuangan, dan menghadapi/mengikuti perundang-undangan dengan belanda perantaraan KTN (Komisi Tiga Negara), yaitu Australia, Amerika dan Tiongkok. 

Pada tanggal 22 Desember 1948, seluruh staf Pemerintahan RI, tentara dan unsur-unsur 
perjuangan lainnya mulai menjalankan perang gerilnya. Ketika itu ipik Gandamanah disebabkan sebagai Bupati dan Bapak R.E Abdoellah sebagai patih

R.E. ABDOELLAH (1950 - 1959)
Sumber : KAPD Kab. Bogor


BUPATI PERIODE KE TIGA 
DR.R. SEMEROE SOEMADIHARGA (1960-1961)
Pejabat Bupati PLT (pejabat pelaksana teknis)



DR. R. SEMEROE SOEMADIHARGA (1960 - 1961)
Sumber : KAPD Kab. Bogor

BUPATI PERIODE KE EMPAT 
E.M. KAHFI (1960-1961)

E.M. kahfi putra kedua dari  empat bersaudara, ayahanda"Mbah gaos" yang asli berasal dari daerah menes-banten. beliau regilius dan pengembara di wilayah Jasinga. Kahfi dilahirkan dimenes pada 16 Maret 1916. pengabdiannya dalam bidang pemerintah kabupaten bogor yang diawali dalam jabatan karir sebagai kepala djawatan penerangan kabupaten bogor.

Dalam dunia politik, beliau aktif sebagai ketua partai masyumi. tahun 1961 - 1962 sempat pula mengabdikan dirinya pada badan pemerintah harian (BPH). sempat pula aktif di kemiliteran dan menyandang pangkat kapten "tituler". dalam dunia pendidikan, "mama" Kahfi merupakan salah seorang pendiri yayasan Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

pada saat pengabdiannya menjadi bupati kepala daerah TK II  bogor periode tahun 1958 - 1961, kondisi wilayah kabupaten Bogor saat itu memerlukan pembangunan jalan dan jembatan. salah satu hasil pembangunan di kabupaten Bogor pada masa beliau adalah pembangunan jembatan Cipamingkis yang menghubungkan antara wilayah jonggol dan cariu, sebagai sarana transportasi guna memudahkan pengangkutan hasil pertanian terutama padi dari kecamatan cariu. 


E.M. KAHFI (1960 - 1961)
Sumber : KAPD Kab. Bogor


BUPATI PRIODE KE LIMA 
M.M. KARTA DIKARIA(1961-1967)

Disiplin dan tegas. Itulah ciri dari bupati bogor karta dikaria. Hal ini terlihat dari keseharian beliau baik saat berada dalam lingkungan kedinasaan maupun dalam lingkungan keluarga. 

Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, apabila ada staf yang melanggar langsung diberikan teguran, bahkan ada staf beliau yang diberhentikan. Ia religius baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, sehingga menjadi sosok panutaan. Begitu juga dalam kehidupan sehari-harinya, apabila saling berkomunikasi dengan keluarga dan rekan-rekan lainnya melalui surat dan tulisan arab.


Sosok pejabat bupati bogor yang sederhana ini tidak pernah menyusahkan orang lain. Contohnya beliau tidak pernah menyuruh sopir dinasnya untuk mengantar pulang kedaerah jalan gunung gede.

Hasil pembangunan pada masa pemerintahanya adalah diresmikanya pembuatan jembatan cibebet yang menghubungkan wilayah kabupaten bogor dan kabupaten cianjur, yang akhirnya mampu membuka keterisolasian warga masyarakat desa sirnarasa kampung girijaya kecamatan cariu dengan warga masyarakat desa cikalong kulon kabupaten cianjur.

M.M. KARTA DIKARIA (1961 - 1967)
Sumber : KAPD Kab. Bogor



BUPATI PRIODE KE ENAM 
Drs. Salkon Wigena (1967-1968) 
Masa Bhakti 6 bulan 












BUPATI PRIODEM KE TUJUH
WISSATJA SASEMITA( 1968-1973)

Setelah menyelesaikan pendidikanya, Ir.Wissatja sasemita mengabdi dilingkungan departemen kehutanan nasional yang ditugaskan di kantor kehutanan propinsi jawabarat dibandung. Sekitar tahun 1965-1967, beliau menjabat sebagai wakil kepala dinas kehutanan bogor. Pada saat itu tidak bersifat sedikitpun dalam hatinya untuk menjadi bupati bogor. Selanjutnya diusulkan angkatan '45 pasa tahun 1967 agar wisatja menjadi bogor. Pada tahun 1968 beliau dilantik menjadi bupati kepala daerah tingkat ll Bogor priode 1968-1973.

Semasa menjabat bupati beliau bertempat tinggal di jalan riau bersama istrinya utje sukesih gandamanah (putri kedua ipik gandamanah). Beliau tidak  menempati pendopo bupati dijalan veteran bogor, karena pada saat itu kondisinya tidak layak huni. Wissatja sangat gemar berolahraga. Dalam kedinasannya beliau menitik beratkan dalam bidang kehutanan yang memang merupakan keahlianya. Salah satu hasil pembangunan pada masa pemerintahanya adalah diresmikannya jembatan ciampea.

Wissatja Sasemita (1968 - 1973)
Sumber : KAPD Kab.Bogor

BUPATI PRIODE KE DELAPAN 
R. Moch Muchlis(1973-1976)

Dasar pertimbangan perencanaan pembangunan dimaksud di dasarkan keperluan adanya pola perencanaan dan pelaksanaan integral antara masing-masing daerah, sehingga adanya satu kesatuan pola kehidupan masyarakat yang karena pertimbangan teknologi dan modernisasi memerlukan lingkup yang lebih luas.

Keputusan bersama itu secara garis besar menetapkan perencanaan, pelaksanaan pembangunan bogor baru sesuai dengan batas-batas pada peta yang telah ditetapkan, direncanakan, disahkan, dan dilaksanakan oleh pemerintah kota bogor bersama-sama dengan pemda kabupaten bogor.

Penetapn lainya adalah pemda kabupaten bogor berkewajiban penuh untuk menyediakan lahan bagi perkembangan pembangunan, sesuai dengan rencana dan tanah-tanah untuk pemukiman kembali serta tanah kuburan di luar daerah tersebut yang dalam pelaksanaanya di lakukan oleh pemerintah kodya bogor dan secara administratif daerah tersebut tetap merupakan wilayah hukum pemda kabupaten bogor

R. Moch Muchlis (1973 - 1976)
Sumber : KAPD Kab.Bogor

BUPATI PERIODE KE SEMBILAN
H.Ayip Rughby (1976-1983)

keputusan H. Ayip Rughby menjadi bupati bogor bukan keinginan pribadinya. Tetapi atas desakan rakyat, para alim ulama, maupun ABRI dan pim-pinan negara, sehingga beliau berkenan untuk mengemban amanah tersebut.

Pada saat dilantik sebagai bupati bogor terbesit keinginan mendalam untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat kabupaten bogor. Terutama melalui pembangunan sumberdaya manusia dan insfrastuktur/perekonomian ke seluruh daerah pelosok di kabupaten bogor untuk menuju ma-syarakat yang beriman,dan sejahtera.

Ayib dibesarkan dari keluarga sederhana. Pada masa sekolah segala kebutuhan dan biayai oleh eyang hasan di desa pondok karuhu ciomas. Sedangkan biaya kehidupan sehari-hari ibu nyai belajar ngaji.

Ayip kecil membantu ibunya dengan berjualan kue sebelum berangkat ke sekolah setiap hari. Selain itu berjualan sayur-sayuran dan ikan ke kota serang pada  setiap hari minggu. Modalnya ia meminjam kumbang milik eyangnya dengan jarak tempuh 10-20 km dari karanggantu  (tempat pelelangan ikan) ke kota serang. Hasil jerih payah itu iya tabungkan didalam tiang bambu penyangga rumah.

Pengalaman H. Ayip yang palimg berkesan selama aktif di kemiliteran adalah penumpasan DI/Tll diwilayah bandung selatan (1952-1959). Selain itu, beliau juga mencetuskan dan membangun proyek transmigasi lokal angkatan darat di tekuk alada labuan, banten pada tahun 1957-1960.

Hal ini adalah ide dan gagasan beliau yang cemerlang yang selanjutnya menjadi cikal bakal proyek transmigasi yang di kembangkan di indonesia. Beliau juga mencetuskqn operasi  bhakti siliwangi. Di wilayah  korem 064/maulana yusuf (1966-1969), untuk pembuatan jaringan jalan sewilayah banten, bendungan irigasi cisata, pembangunan pelabuhan karangantu.

Bersama presiden soeharto mencetuskan berdirinya yayasan Dharmais, yang saat itu bertujuan untuk mensejahterakan golongan miskin dengan mengembangkan pola transmigrasi dan membekalinya dengan pendidikan dan keterampilan di bidang pertanian, usaha rumah tangga, dan pertukangan.
H. Ayip Rughby (1976 - 1983)
Sumber : KAPD Kab.Bogor


BUPATI PRIODE KE SEPULUH
Pejabat Bupati PLT(Pejabat Pelaksana Teknis) 
Hasan Wirahadikusuma (1982-1983)

Hasan Wirahadikusuma (1982 - 1983)
Sumber : KAPD Kab.Bogor

BUPATI PRIODE KE SEBELAS 
Soedrajat Nataatmaja(1983-1988)

Soedrajat nataatmaja memimpin kabupaten bogor pada priode 1983-1988. Dalam kebijakan pemerintahanya antara lain membuka isolasi seluruh desa-desa di kabupaten bogor di antaranya dengan membangun jalan dan jembatan yang bisa dilalui kendaraan roda empat. 

Pembangunan infrastruktur selama masa jabatannya jembatan garendong yang menuju ibukota kecamataan rumpin. Kebijakan  lainya adalah kesejahteraan dan sarana kerja yang perlu mendapat dukungan penuh, terutama bagi kantor pembantu bupeti dan sekertaris wilayah kecamataan. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan moril pegawai yang bertugas didaerah. 

Tekadnya untuk merealisasikan kepindahaan ibu kota kabupaten bogor ke cibinong setelah terbitnya peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1982 tentang pemindahan ibukota kabupaten daerah Tk II bogor dan daerah kotamadya daerah Tk II bogor diwujudkan melalui peletakan batu pertama dilokasi ibukota kabupaten bogor di desa tengah kecamatan cibinong. 


Soedrajat melalui pendidikanya di sekolah rakyat No.8 cirebon yangnsaat itu lebih dikenal dengan sekolah rakyat-sunda. Namun ia selalu dititipkan kepada paman-pamanya di kota bandung, mengingat ayahnya selalu berpindah-pindah  tempat tugas. Setelah lulus SMA, ayahnya menghendakinya untuk bersekolah di fakultas kedokteran UNPAD Bandung . Namun oleh kakeknya di masukan kesekolah pamong praja di serang banten. Kemudian sekolah dilanjutkan di akademik militer nasional (AMN) dan dilanjutkan ke akademik teknik angkatan darat di bandung.

Penugasan pertama dalam jajaran ABRI/TNI saat iyu adalah di kodam lX/Mulawarman daerah kalimantan timu. Pada tahun 1983 seselai bertugas di jajaran kesatuan ABRI/TNI

Soedrajat Nataatmaja (1983 - 1988)
Sumber : KAPD Kab.Bogor


BUPATI PRIODE KE DUABELAS 
H. Eddie Yoso Martadipura( 1988-1993 dan 1993-1998)

H. Eddie Yoso Martadipura berasal keluarga sederhana dan religius. Pendidikan yang dilaluinya antara lain: lulus sekolah rakyat kuningan tahun 1954; lulus SMP kuningan tahun 1957; lulus SMA 1 cirebon jurusan PASPAL tahun 1960; akademi pendidikan djasamani (APD) bandung sampai tahun 1961; lulus AKMIL magelang jurusan teknik tahun 1964; lulus aplikasi AKMIL jurtek di bandung twhun 1965; lulus SUSLAPAZI bogor 1975 dan lulus SESKOAD bandung tahun 1979. Ia mendapat tugas di batalyon zeni tempur 8 di KODAM XIV/Hasanuddin makasar pada akhir tahun 1965. Kemudian mendapat tugas batalyon zipur 3 KOMAD IV/ Siliwangi bandung pada tahun 1979. Ditugaskan sebagai anggota MPR dari fraksi ABRI untuk priode 1982-1987. Mendapat kepercayaan dari pemerintah dan masyarakat kabupaten bogor untuk menjabat sebagai bupati bogor pada tahun 1988. Kemudian pada tanggal 5 oktober 1993 beliau mendapat kepercayaan kembali memegang jabatan yang sama untuk masa bakti 1993-1998.

Hasil-hasil kerja yang telah dicapai antara lain pembuatan beberapa jalan baru dan jembatan serta rehabilitasi beberapa jalan yang telah ada guna memperlancar  lalulintas arah DKI jakarta maupun dalam wilayah kabupaten bogor; pengawasan dan pengendalian pengambilan tanah dan wilayah tertentu kabupaten bogor untuk kepentingan penimbunan lahan-lahan di jakarta; termasuk juga lahan bangunan serta perumahan; mewaspadai dan menindaklanjuti tumbuhnya bangunan- bangunan ilegal di wilayah perbukitan yang berpotensi pariwisata dan wilayah perkebunan perkebunan terlantar; penertiban pembangunan wilayah dataran rendah seputar jakarta sebagai konsekwensi perkembangan penduduk guna mempertahankan lahan hijau dan pemeliharaan situ-situ.

H. Eddie Yoso Martadipura (1988 -1993) - (1993 - 1998)
Sumber : KAPD Kab.Bogor

BUPATI KE TIGA BELAS
H.Agus Utara Effendi (1998-2003)

H. Agus Effendi lahir di bogor tahun 1943. Putra H. Yusuf Effendi dan Hj. Djuhriah ini selepas mengenyam pendidikan di SD Negeri polisi di bogor,SMP dan SMU di ciamis, ia melanjutkan pendidikannya di akademik militer magelang.

Setelah menyelesaikan pendidikan militernya, ia banyak di percaya memegang jabatan kemiliteran seperti dan kodan A/Yoa 133/Dam II (1971), Kasie I/Yon 133/Dam II (1972), Kasi I/DIM 0305 DAM III (1973), Kasie I/DIM 0315 DAM III (1975) dan lainnya.

Terakhir ia menjqbat sebagai kabag pampres rompan depkankam dengan pangkat kolonel TNI AD. Setelah menghabiskan lebih dari separuh masa hidupnya, kemudian ia kembali ke dayeuh pakuan padjajaran untuk menjadi bupati. Bahkan  ketika menjabat sebagai bupati pada masa bhakri 1998-2003, ia kembali dipercaya pada tahun 2003-2008 untuk periode yang kedua.

H. Agus Utara Effendi (1998 - 2003)
Sumber : KAPD Kab.Bogor


BUPATI PRIODE KE EMPAT BELAS
Pejabat bupati PLT (Pejabat Pelaksana Teknis)
Drs. H. Sumirat, MM (September- Desember 2018)

Drs. H. Sumirat, MM (Sept - Des 2018
Sumber : KAPD Kab.Bogor


BUPATI PRIODE KE LIMA BELAS 
H. Rachmat Yasin (2009-2013) - (2013-2018)

Drs. H. Rachman Yasin, MM adalah Bupati bogor pertama priode 2008-2013 pilihan rakyat secara langsung. berpasangan dengan H. karyawan fathurachman sebagai wakilnya, pria yang akrab di sapa RY ini memenangi pemilihan umum bupati/wakil bupati bogor tahun 2008 dengan suara mutlak. 

Sebelumnya, RY adalah ketua dewan perwakilan rakyat  daerah (DPRD) Kanupaten bogor priode 2004-2009. 

 ia memulai karirnya sebagai legislator di DPRD kabupaten bogor pada tahun 1997 dengan mendapat kepercayaan sebagai ketua komisi C yang membidangi keuangan daerah. pada pemilu pertama di era reformasi, beliau kembali terpilih sebagai anggota DPRD kabupaten bogor untuk priode 1999-2004 ai lahir di bogor pada tanggal 4 november 1963 dan merupakan putra kedua dari sembilan bersaudara pasangan (alm), HM. Yasin - HJ. Nuryati. ayahnya seorang perintis, pendiri dan tokoh PPP di bogor. selain itu juga dikenal pernah menjabat sebagai anggota DPRD kabupaten bogor dan anggota DPRD kota bogor. 
RY adalah Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. (FISIP) Universitas Nasional Jakarta, lulus tahun 1983. Lanjutanstudinya berlangsunng di Universitas Satyagama Jakarta dan berhasil meraih gelar magister managemen tahun 2001.

RY.  tumbuh dan hidup dalam tradisi nadhatul ulama (NU). Kiprahnya di kabupaten bogor di mulai ketika beliau diberi amanat sebagai ketua gerakan pemuda (GP) anshor kabupaten bogor tahun 1984-1991. Selain itu ia juga di percaya sebagai pengurus DPD komite nasional pemuda indonesia (KNPI) kabupaten bogor tahun 1982 -1991 terakhir di KNPI menjabat sebagai anggota majlis pertimbangan pemuda (MPP) DPD KNPI kabupaten bogor.

Di PPP untuk kedua kalinya di musyawarah cabang (muscab) ke V di cipayung, beliau kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua DPC PPP kabupaten bogor mencalonya sebagai calon bupati bogor periode 2008-2013. Selanjutnya pada tahun 2013 di adakan pemilihan bupati bogor dan masih terpilih kembali pada periode ke II 2013-2018 berpasangan dengan Hj. Nurhayati.

H. Rachmat Yasin, M.M (2009 - 2013) - (2013 - 2018)
Sumber : Wikipedia

BUPATI BOGOR PERIODE KE ENAM BELAS
NURHAYATI, SH, M.M, M.Si ( 2015 - 2018)

Hj. Nurhayanti, S.H., M.M., M.Si. (lahir 26 Oktober 1955) adalah Bupati Bogor yang menggantikan Rahmat Yasin karena tersandung kasus korupsi. Pada tanggal 8 Desember 2014, Nurhayanti ditunjuk menjadi pelaksana tugas (Plt.) bupati Bogor. Nurhayanti resmi dilantik menjadi Bupati Bogor defenitif oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, tanggal 16 Maret 2015.

Sebelumnya ia adalah Wakil Bupati Bogor periode 2013-2018. Nurhayanti dilantik menggantikan Karyawan Faturahman bersama pasangannya, Rahmat Yasin sebagai Bupati Bogor pada periode kedua pada tanggal 30 Desember 2013 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Riwayat Pendidikan

  • SD Negeri 6 Bogor (1967)
  • SMP Negeri 2 Bogor (1970)
  • SMEA Negeri Bogor (1973)
  • Sarjana Hukum di Universitas Pakuan (1991)
  • Magister Manajemen di STIE/IPWI (1997)
  • Magister Sains di Universitas Satyagama (2000)

Riwayat Pekerjaan

  • Pjs.Ka.Sub.Bag. Perudang-undangan Setda Kabupaten Bogor (1984-1990)
  • Ka.Sub.Bag Perundang-undangan dan Penelaahan Hukum pada setwilda Tk.II Bogor (1990-1993)
  • Pj.Ka.Bag. Hukum pada Sekretariat daerah Kabupaten Bogor (1993-1995)
  • Pj.Kabag. Keuangan pada Sekretariat daerah Kabupaten Bogor (1995-1999)
  • Kepala Bagian Perekonomian pada Sekretariat Umum Kabupaten Bogor (1999-2000)
  • Pj. Kepala Dinas pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bogor (2000-2001)
  • Kasubdin Bina Marga pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor (2001-2002)
  • Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor (2002-2005)
  • Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor (2005-2007)
  • Kepala Badan Pengawasan Daerah (2007-2009)
  • Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor (2009-2013)
  • Wakil Bupati Bogor (2013-2014)
  • Bupati Bogor (2015-2018)

Informasi pribadi
Lahir26 Oktober 1955 (umur 68)
BogorJawa BaratIndonesia
KebangsaanIndonesia
Alma materUniversitas Pakuan
Universitas Satyagam

                                                        
                       Nurhayati, SH, M.M, M.Si (2015 - 2018)
                       Sumber : Wikipedia

BUPATI BOGOR PERIODE KE TUJUH BELAS
ADE MUNAWAROH YASIN (2018 - 2022)

Hj. Ade Munawaroh Yasin, S.H., M.H. (lahir 29 Mei 1968) adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Bupati Bogor sejak 30 Desember 2018 hingga April 2022.

Ade juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor Fraksi PPP dari tahun 2014 hingga 2018. Ia merupakan adik kandung dari mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin.

Pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Bogor 2018, Ade Yasin mencalonkan diri sebagai calon bupati di dampingi calon wakil bupati Iwan Setiawan. Pasangan ini didukung oleh tiga partai politik, yakni PPPPKB, dan Gerindra, mereka mendapat nomor urut 2. Ade memenangkan pemilihan tersebut dan terpilih sebagai Bupati Bogor setelah meraih suara tertinggi sebanyak 912.221 suara atau 41,12 persen mengalahkan empat pasangan calon lainnya. Ade menggantikan bupati sebelumnya yang dijabat oleh Nurhayanti.

Riwayat Hidup

Pendidikan

Ade Yasin dilahirkan di Bogor, 28 Mei 1968. Ayahnya, HM Yasin, adalah pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kabupaten Bogor. Saudara laki-lakinya, Rachmat Yasin pernah menjabat Bupati Bogor dua periode dan Zaenul Muttaqin pernah maju sebagai calon Wakil Wali Kota Bogor 2018.

Ade Yasin mengenyam pendidikan di SD Negeri Sindangbarang 01 (1981), MTs Negeri Bogor (1984), dan SMA PGRI 1 Bogor (1987). Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Ibn Khaldun Bogor dan Magister Hukum dari Universitas Djuanda Bogor.

Karier

Ade Yasin memulai kariernya pada 1999 sebagai seorang pengacara yang berkutat di Lembaga Bantuan Hukumin house lawyer di salah satu rumah sakit, dan membuka firma hukum di beberapa kota.

Pada pemilihan umum 2009 dan 2014, Ade Yasin terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor. Ia duduk di komisi A bidang hukum, pemerintah dan peraturan-peraturan. Pada 2014, dengan perolehan suara partai yang besar, Ade Yasin terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor.

Dalam struktur kepartaian, pada 2010 Ade Yasin menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang PPP Kabupaten Bogor. Pada 2015, ia menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Barat.

Ade Yasin aktif dalam beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Pembina P2TP2A Kabupaten Bogor, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), KPPI, dan Anggota Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor.

Kehidupan pribadi

Ade Yasin menikahi seorang polisi bernama Ajun Inspektur Polisi Satu Yanwar Permadi yang bertugas di Kepolisian Resor (Polres) Bogor. Yanwar meninggal dunia pada 24 September 2020 karena sakit paru-paru akut. Pasangan ini memiliki dua orang anak bernama Nadia Hasna Humaira dan Naufal Hilmi Ikhsan.

Informasi pribadi
Lahir
Ade Munawaroh Yasin

29 Mei 1968 (umur 56)
BogorJawa Barat, Indonesia
Partai politikPartai Persatuan Pembangunan
Suami/istriYanwar Permadi (alm.)
Anak2
KerabatRachmat Yasin (kakak)
Alma materUniversitas Ibn Khaldun Bogor
ProfesiPolitisi

Ade Munawaroh Yasin, S.H, M.H (2018 - 2022).
Sumber : WikiPedia

BUPATI BOGOR PERIODE KE DELAPAN BELAS
IWAN SETIAWAN (2 September 2023 – 30 Desember 2023)

H. Iwan SetiawanS.E. (lahir 2 Desember 1970) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Bupati Bogor. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Bogor yang berpasangan dengan Ade Yasin ketika memenangkan Pemilihan Bupati Bogor tahun 2018. Pada Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 26-27 April 2022, Ade Yasin bersama 11 orang lainnya terjaring dalam kasus suap, di mana Ade dengan sejumlah jajarannya menggelontorkan uang sekitar 1,9 Miliar kepada beberapa pejabat BPK agar BPK memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada Pemerintah Kabupaten Bogor.

Riwayat Pendidikan

Riwayat Organisasi

  • Ketua Pengcab Tarung derajat Kabupaten Bogor
  • Ketua PERBASI Kabupaten Bogor

Karier



Informasi pribadi
Lahir2 Desember 1970 (umur 53)
BogorJawa Barat
KebangsaanIndonesia
Partai politikGerindra
Suami/istriHj. Halimatu Sadiah
AnakNurunisa Setiawan
Alma materUniversitas Pakuan
PekerjaanPolitikus
Iwan Setiawan, S.E (2 Sept - 30 Des 2023)
Sumber : WikiPedia

PENJABAT BUPATI BOGOR 
ASMAWA TOSEPU (Mulai Menjabat 31 Desember 2023)

Asmawa Tosepu, A.P., M.Si , (lahir 15 Oktober 1974) merupakan Birokrat lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 1997 yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Dan Penjabat Bupati Bogor

Pada 10 Oktober 2022, Asmawa ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai Penjabat Wali Kota KendariSulawesi Tenggara, menggantikan Sulkarnain Kadir yang telah habis masa jabatannya. Ia dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, S.H, berdasarkan keputusan menteri dalam negeri nomor 131.74-5770 tahun 2022 tentang pengangkatan pejabat wali kota Kendari.

Dan pada 30 Desember 2023, Asmawa ditunjuk kembali oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai Penjabat Kepala Daerah, dan Asmawa ditunjuk sebagai Penjabat Bupati BogorJawa Barat, menggantikan Iwan Setiawan yang telah habis masa jabatannya. Ia dilantik oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, S.E., M.T..

Riwayat Pendidikan

Riwayat Jabatan

  • Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
  • Plt. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Kemendagri)
  • Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
  • Penjabat Wali Kota Kendari (2022–2023)
  • Penjabat Bupati Bogor (2023–Sekarang)

Informasi pribadi
Lahir15 Oktober 1974 (umur 49)
Wonggeduku, KendariSulawesi Tenggara
Alma materInstitut Pemerintahan Dalam Negeri
ProfesiBirokrat

Asmawa Tosepu, A.P, M.Si (31 Des - Sekarang)
Sumber : WikiPedia